Masyarakat Guatemala telah memilih seorang komedian lulusan teologi sebagai presiden baru mereka. Jimmy Morales berhasil mengejutkan para pesaingnya dalam pemilihan presiden Guatemala pada hari Minggu (25/10) lalu. Setelah para pejabat pemilu merilis hasil pemungutan suara, sebanyak 69 persen suara untuk Morales yang berhaluan konservatif dan 31 persen untuk mantan ibu negara Sandra Torres.
Dengan memegang nilai-nilai konservatif, Morales menentang pernikahan gay, aborsi, dan legalisasi mariyuana. “Menurut keyakinan saya, ideologi saya, saya harus mem-veto undang-undang tersebut,” ungkap pria berusia 46 tahun itu, seperti yang dilansir dari CBN News (25/10).
“Saya pikir di Guatemala kita tidak akan memiliki hal ini akibat pemikiran konservatif. Namun bila Kongres menyetujui undang-undang tersebut, maka saya sebagai presiden akan melawan mereka,” tegasnya.
Selain itu, dia juga mengucapkan terima kasih atas mandat yang diberikan rakyat Guatemala kepadanya. “Terima kasih untuk kepercayaan ini. Komitmen saya tetap kepada Tuhan dan rakyat Guatemala, dan saya akan bekerja dengan sepenuh hati dan kekuatan, tidak untuk menipu kalian,” ungkap Morales usai deklarasi kemenangannya.
Pemilihan ini berlangsung setelah Guatemala mengalami krisis politik, termasuk pengunduran diri mantan presiden Otto Fernando Pérez Molina yang ditangkap akibat korupsi dan penipuan. Kondisi ini menyebabkan kekacauan sosial dan politik di negara tersebut.
‘Guatemala Prays’
Dalam pemilu kali ini, gereja Guatemala turut ambil peran penting. ‘Guatemala Prays’ adalah gerakan yang memobilisasi lebih dari 700 gereja untuk berdoa dan berpuasa. Mereka sering mengadakan pertemuan doa setiap Sabtu pagi di Central Park.
“Allah meletakkan tangan-Nya di Guatemala, itu sebuah keajaiban apa yang terjadi,” kata salah seorang peserta doa Marco Antonio Ruiz.
“Kami datang bersama sebagai Gereja dan berteriak dengan satu suara. Doa dari orang benar sangat mujarab. Allah Mendengar suara semua orang yang bergabung bersama kami dalam doa,” lanjutnya lagi.
Partisipasi aktif gereja juga tampak dalam debat yang diselenggarakan pada hari sebelum pemilu. Acara yang diselenggarakan oleh organisasi evangelis utama negara, disiarkan di televisi nasional dan oleh satelit pada jaringan Kristen Enlace. Pada pemilu kali ini, Guatemala mulai bergerak pada pemulihan, sebagai jawaban langsung atas doa-doa rakyatnya.
Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.
Sumber : CBNnews/Kompas.com by tk